Tuesday, December 27, 2011

# BONEKA BAYI YESUS #


Matius 1:23; Ayub 10:12; 19:25.
Tahun ini adalah Natal yang menyedihkan bagiku. Aku merasa sangat getir dan patah semangat karena orang tuaku. Setelah tiga puluh enam tahun menikah, mereka memutuskan untuk bercerai. Aku tak bisa menerima keputusan itu, dan aku menjadi tertekan. Pikiranku terus dipenuhi kenangan masa kecil dan indahnya kebersamaan Natal. Aku khawatir tak akan pernah lagi merasakan semangat Natal.

Kini aku telah beranjak dewasa, namun tidak pernah mengerti dan menikmati indahnya suasana dan makna Natal. Suatu kali menjelang Natal, saya pergi ke toko untuk membeli pita dan kertas pembungkus. Setelah melihat antrean panjang dikasir, aku memutuskan untuk membatalkan rencanaku dan meninggalkan toko itu ketika tiba-tiba aku mendengar sebuah bentakan yang tajam dank eras. “Sarah! Keluarkan barang itu dari mulutmu sekarang juga!” “Tapi ibu aku tidak memasukkannya kedalam mulutku! Aku sedang menciumnya, lihat ibu, ini boneka bayi Yesus!”  Ketika mendengar suara itu dari lorong sebelah, aku mulai mengintip dari selah-selah rak toko. Aku melihat seorang bocah yang berusia sekitar lima tahun. Dengan pakaian yang agak kumal dan sedikit longgar.  Aku terus mengamatinya ketika ia menempelkan boneka kecil itu ke pipinya, dan ia mulai bersenandung. Air mataku mulai menetes ketika aku mengenali melodinya. Satu lagi kenangan dimasa kecilku. Kemudian aku mengalihkan pandanganku kearah ibunya. Ia tidak memperhatikan anaknya tetapi sibuk mencari barang diskon. Seperti putrinya, ia agak kumal. Dalam kereta belanjanya terdapat bayi kecil yang terbungkus hangat dengan selimut yang sudah kusam. “Ibu!”  panggil bocah itu, “bisakah membeli boneka bayi Yesus ini?” Dengan marah perempuan itu berbalik kearah anak itu untuk melarangnya. Dalam beberapa menit suasana dipenuhi keheningan, perempuan itupun mulai menangis. Anak kecil itu seolah mengerti keputusannya. “Jangan menangis ibu! Aku mohon! Aku minta maaf! Aku tidak ingin boneka ini, lihat aku mengembalikannya! Aku memang tidak benar-benar memerlukan boneka bayi Yesus ini. Ibu tahu kenapa? Karena guru Sekolah mingguku berkata bahwa sebenarnya Ia hidup di dalam hati kita” Sang ibu memeluknya, “Maafkan ibu sayang, kita tak cukup uang untuk itu!” Merekapun berbalik menuju kasir.

Aku menatap boneka itu dan menyadari bahwa Bayi yang dilahirkan dikandang sekitar dua ribu tahun lalu adalah Seorang yang masih berjalan bersama-sama kita sekarang. Ia membuat kehadiranNya diketahui, membantu kita menjalani berbagai kesulitan hidup, jika saja kita memberiNya kesempatan . Untuk bisa ikut merasakan keajaiban Natal dan untuk bisa melihat Tuhan dalam diri Kristus, aku tahu pertama-tama kita harus merasakan kehadiranNya dalam hati kecil kita. Dengan segera aku membelinya dan memberikan boneka itu pada bocah tersebut. Ucapan terima kasihnya yang sederhana telah menyentuh hatiku.

D O A:  Tuhan Yesus terima kasih Engkau telah hadir dalam hidupku. Biarlah aku senantiasa mengerti dan hidup dlam kehadiranMu itu. Dalam nama Yesus aku mohon. Amin.

Kata-kata bijak: Kehadiran Yesus, hanya bisa dinikmati jika kita memberi kesempatan bagiNya untuk tinggal dihati kita.

Sumber: Mansor.

"SELAMAT MERAYAKAN NATAL TUHAN YESUS MEMBERKATI ANDA SEMUA"

No comments:

Post a Comment