Tuesday, April 24, 2012

MaafKan DIA

Rasa gelisah dirasakan oleh Peter. Jangan-jangan Andrew marah. Mungkin dendam sama saya. Bisa jadi dia akan membalas dendam, kata Peter lirih. Alasan kegelisahan Peter adalah karena dia telah membuat Andrew, sahabatnya menjadi malu. Latar belakang hidup Andrew yang kurang baik tanpa sengaja terungkap melalui mulutnya. Padahal Andrew sudah menguburnya dalam-dalam dan sudah menunjukkan perubahan hidup. Apa yang dilakukan Peter berdampak pula pada karier Andrew. Pihak perusahaan di mana Andrew bekerja telah memutuskan untuk menunda promosi Andrew dengan pertimbangan latar belakangnya itu. Peter, kita pergi ke pantai yuk, ajak Andrew di suatu hari libur. Dengan menyimpan segudang pertanyaan di dalam hati, Peter terpaksa menerima ajakan sahabatnya itu. Mereka pun duduk berdampingan di atas pasir pantai. Sembari berbincang-bincang, jari Andrew mulai menulis sesuatu di pasir.

Tetaplah Bermimpi

Pernahkah Anda berpikir mengenai apakah seseorang yang buta dapat bermimpi? Mungkin ada yang akan langsung berkata, Tentu saja bisa, mengapa tidak? Sebelumnya kita harus memahami terlebih dahulu dari manakah mimpi itu berasal? Mimpi adalah pencitraan indriawi yang ditimbulkan oleh suatu kenangan saat sadar oleh otak ketika kita terlelap. Bagaimana dengan orang yang buta sejak lahir yang mana selama hidupnya tidak pernah sekalipun mengalami pencitraan visual? Mereka tidak tahu bagaimana itu warna kuning, merah, ataupun suatu bentuk bangunan, hewan, dan wajah. Dunia yang mereka kenal hanyalah kegelapan dengan ingar-bingar suara orang ataupun benda di sekelilingnya. Jadi, apakah mereka dapat bermimpi? Tentu saja bisa! Tapi dalam mimpi mereka, bukanlah sebuah tampilan visual yang keluar, melainkan mimpi yang melibatkan indra yang lain seperti pendengaran, penciuman, sentuhan, dan emosi. Lain dengan orang yang buta setelah lahir, yang masih sempat melihat dunia beserta isinya. Mereka dapat bermimpi dengan tampilan visual.