Thursday, March 10, 2011

PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN

" . . . Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (I Korintus 15:33)

Dalam Wolf Children and Feral Man (1952), diceritakan: J.A.L. Singh, seorang pandita India, ketika sedang berburu di hutan menemukan anak kecil dalam sebuah gua. Anak tersebut berperilaku seperti serigala.
Setelah beberapa tahun diasuh dengan cinta kasih oleh isteri Singh, anak tersebut mulai berperilaku seperti manusia.

Dari riwayat tersebut, dapatlah diketahui secara jelas bahwa lingkungan pergaulan ikut mempunyai andil dalam membentuk tingkah laku dan kebiasaan seseorang. Tatkala dibesarkan dalam lingkungan serigala di hutan, anak tersebut berperilaku seperti serigala. Tapi setelah dibesarkan dalam lingkungan manusia, anak itu berperilaku seperti manusia.

Alkitab telah memberikan peringatan bagi segenap orang Kristen agar hati-hati dalam pergaulan, dalam memilih kawan, agar jangan sekali-kali pergaulan tersebut merusakkan kelakukan baiknya, misalnya: mengabaikan imannya yang murni itu, menghentikan kebiasaannya membaca Firman Allah.

TABUR KEJUJURAN MENUAI KEPERCAYAAN

Seorang CEO hendak mewariskan perusahaan besar kepada karyawan terbaiknya. Untuk itu ia memanggil seluruh karyawannya, memberikan masing² sebutir BENIH di tangannya dan berkata, "Sirami dengan teratur, rawat, dan kembalilah setahun dari sekarang dengan membawa tanaman yang tumbuh dari benih ini. Yang TERBAIK, pemiliknya akan menjadi penggantiku sebagai CEO perusahaan ini. Seorang karyawan, Rahmat, pulang ke rumah. Setiap hari disiraminya dengan air dan pupuk. Setelah 6 bln, di kantor, eksekutif lainnya saling membicarakan tanaman mereka, sedangkan Rahmat melihat TIDAK ADA PERUBAHAN yang terjadi pada benih miliknya. IA MERASA GAGAL.
Setelah setahun, seluruh eksekutif menghadap CEO, memperlihatkan hasil benih tersebut. Rahmat berkata pada istrinya bahwa ia tdk akan membawa pot yang kosong, namun istrinya mendorongnya untuk menyatakan yang sebenarnya. Rahmat menyadari bahwa istrinya menyarankan HAL YANG BENAR. Memasuki ruangan meeting, Rahmat membawa sebuah pot kosong. Seluruh mata memandangnya kasihan.
Ketika Sang CEO memasuki ruangan, ia memandang keindahan seluruh tanaman itu, hingga akhirnya berhenti didepan Rahmat yang tertunduk malu. Sang CEO memintanya ke depan dan menceritakan TRAGEDI yang menimpanya.
Ketika ia selesai bercerita, Sang CEO berkata, "berikan tepuk tangan yang meriah untuk Rahmat, CEO yang baru". Ia berkata, “Aku memberikan kepada kalian sebutir benih yang sebelumnya TELAH KUREBUS DI AIR PANAS hingga mati dan tidak mungkin untuk tumbuh. Melihat bahwa benih itu tidak tumbuh, kalian menukarnya dan berbohong kepadaku. Lain halnya dengan Rahmat, dia mau berkata yg sebenarnya terjadi.

Tabur KEJUJURAN, menuai KEPERCAYAAN
Tabur KERJA KERAS, menuai KESUKSESAN

Tuhan Yesus memberkati Anda.